Bandar Lampung, Mediatamanews.com
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia membuka Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia yang diselenggarakan oleh FIELD, Senin 14 Februari 2022.
FIELD Indonesia adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berkedudukan di Jakarta, yang kini sedang melaksanakan Program Udara Bersih Indonesia, sebuah inisiatif pengelolaan lahan pertanian yang ramah lingkungan, melalui Metode Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar.
“Dalam upaya mempromosikan Metode tersebut, Program Udara Bersih Indonesia sedang melaksanakan kegiatan di 8 Provinsi yaitu Provinsi Lampung, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Masing-masing Provinsi melingkupi 3 Kabupaten,” kata Pegiatan FIELD Indonesia, Provinsi Lampung M. Basyarudin Faisol.
Hadir dalam acara ini, kepala Dinas Lingkungan Hidup Murni Rizal, kepala BPP Lampung, Direktur Field Indonesia Dr. Heru Setyoko.
Menurut Heru, untuk mempercepat kegiatan promosi Program Udara Bersih Indonesia di provinsi Lampung dan Kalimantan Barat, mereka akan mengadakan Pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia untuk 36 petani, berasal dari Provinsi Lampung (18 petani) dan Kalimantan Barat (18 petani), pada tanggal: 14-20 Februri 2022, di Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Lampung.
Dalam sambutannya, wakil gubernur Lampung Chusnunia mendukung kegiatan ini. Menurutnya, masyarakat bisa bersama-sama mencegah kebakaran dan kerusakan lingkungan. Peserta pelatihan nantinya dapat menularkan ilmu yang dipelajari di lingkungannya masing-masing.
“Kebakaran hutan yang bisa merusak lingkungan, ini terjadi terutama di bulan-bulan yang panas ya kita berapa kali menghadapi situasi yang bahaya kabut asap Kalimantan dan sekitarnya. Pendekatan baru bekerja dengan lahan dan membuat kita merusak ekosistem, ini menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya.
Dengan demikian, Chusnunia mengatan mendukung penuh gerakan ini. Pasalnya, kegiatan seperti ini berkomitmen terhadap pertanian yang ramah lingkungan, berkomitmen untuk menjadi petani yang lebih pro-lingkungan melalui pelatihan ini.
“Saya berharap, semua selalu sehat dipelatihan ini, karena sekarang masih dalam situasi pandemi Covid-19 varian Omicron, jaga kesehatan dan ikuti aturan-aturannya untuk perlindungan kesehatan,” tegasnya.
Dilanjutkannya, petani saat ini juga menghadapi perubahan iklim yang lebih parah, misalnya kekeringan, banjir, 10 tahun lalu tidak separah sekarang ini.
“Apa solusinya? Saatnya menggunakan pendekatan baru, bekerja dengan lahan dan bukan melawannya. Saya memahami, mudah untuk mengatakan tetapi tidak mudah untuk melakukannya. Petani menghadapi masalah: tidak memiliki mesin untuk membuang sisa tanaman atau membersihkan kayu dari lahan. Jika petani melakukannya secara manual, itu memakan waktu dan membutuhkan banyak usaha. Materi mengenai itu saya kira akan diulas secara lengkap dalam pelatihan ini,” pungkasnya. (Red)