Metro, Mediatamanew. Elektabilitas calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Metro 2024, H. Bambang Iman Santoso dan Dr. M. Rafieq Adi Pradana (Mubaraq) menyalip pasangan petahana Wahdi dan Qomaru Zaman (Waru) dalam survei terbaru.
Temuan Departemen Riset Penelitian dan Pengembangan Radar Lampung Media Grup (Litbang RLMG) menunjukkan pasangan nomor urut 1 dalam Pilkada Metro mendapat dukungan 52,60% meninggalkan Wahdi-Qomaru yang meraih 38,00%. Sedangkan total yang belum memutuskan pilihan adalah 9,40%.
Survei ini dilaksanakan dari 21-27 Oktober 2024 menggunakan metode simple random sampling melibatkan 500 responden, dengan toleransi kesalahan atau margin of error (MoE) +/- 3,00% dan tingkat kepercayaan 90%.
Data diambil dari populasi 128.370 jiwa data mata pilih Pemilu 2024 di 5 kecamatan Kota Metro. Metode pengumpulan data melibatkan wawancara langsung menggunakan kuesioner dengan simulasi foto calon yang dilakukan oleh pewawancara jaringan RLMG.
Berdasarkan elektabilitas, persaingan Bambang Iman Santoso dan Wahdi Siradjuddin menunjukkan pola yang berbeda di masing-masing kecamatan.
Bambang Iman-Rafieq menunjukkan kekuatan dukungan yang signifikan di empat kecamatan. Di sisi lain, Wahdi-Qomaru menunjukkan kekuatan dukungan di satu kecamatan dengan populasi tinggi.
Yang menarik, pada survei Litbang RLMG yang dilakukan 11-17 Agustus 2024 lalu, elektabilitas Wahdi justru memimpin dengan raihan 37,77% sementara Bambang Iman Santoso hanya 28,6% dengan total 34,18% pemilih belum memutuskan.
Dari analisa data survei, bisa dilihat sebuah pergeseran luar biasa. Bambang Iman Santoso, yang pada Agustus hanya memperoleh 28,6% dukungan, tiba-tiba melesat menjadi 52,60% dalam survei terbaru. Ini adalah lonjakan yang mengejutkan, sebesar 24 %, menandakan bahwa pemilih mulai beralih arah dengan mantap.
Sebaliknya, elektabilitas Wahdi hanya mengalami sedikit peningkatan. Dari 37,77% di survei Agustus menjadi 38,00% di survei Oktober, tetapi secara relatif tidak sebanding dengan lonjakan yang dialami oleh Bambang.
Penurunan ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan seperti isu-isu negatif yang mungkin muncul, kurangnya resonansi program dengan pemilih, atau kurang efektifnya strategi kampanye.
Ini juga menunjukkan bahwa ada persoalan bagi Wahdi untuk menarik pemilih baru, dia berpotensi kehilangan dukungan yang sudah ada.
Swing Voters Mulai Memutuskan. Temuan menarik lainnya, pada survei Agustus, jumlah massa mengambang (swing voters) atau yang belum memutuskan pilihannya sebanyak 34,18% , sedangkan pada Oktober angka ini menurun drastis menjadi 9,40%.
Ini menunjukkan bahwa banyak pemilih yang sebelumnya ragu telah membuat keputusan. Banyak faktor yang bisa menjadi pemicu.
Peningkatan dukungan mungkin mencerminkan keberhasilan dalam strategi kampanye yang lebih efektif, termasuk komunikasi yang lebih baik tentang visi dan misi, serta program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Ada upaya yang massif untuk memperbaiki citra publik Bambang melalui kegiatan sosial atau penyelesaian masalah lokal, hal ini dapat meningkatkan persepsi positif pemilih.
Dari survei Litbang RLMG ini, jelas terlihat bahwa perubahan dalam politik bisa sangat cepat dan dinamis. Survei ini menunjukkan bahwa meskipun Bambang Iman Santoso didukung oleh satu partai, ia berhasil menciptakan momentum yang kuat dan menarik perhatian pemilih.
Ini adalah pelajaran bahwa kualitas kampanye dan hubungan dengan pemilih seringkali lebih penting daripada jumlah partai pendukung.
Sementara, Wahdi Siradjuddin harus mengevaluasi strategi dan komunikasi kampanyenya. Dengan banyaknya partai di belakangnya, ia seharusnya bisa memanfaatkan sumber daya ini untuk menggalang dukungan yang lebih luas. Jika tidak, risiko kehilangan dukungan akan semakin besar. (Jo)