Lampung Tengah,Mediatama.com
Persatuan Wartawan Indonesia Lampung Tengah, kemarin dikunjungi beberapa tokoh dari Kampung Buyut Udik, Gunung Sugih, Lampung Tengah, terkait dengan paradigma prosesi pelaksanaan Pemilihan Kepala Kampung didaerah ini secara serentak (07/11 ) lalu
Tokoh masyarakat Dasrul Aswin mebeberkan, berdasarkan info dan fakta yang didapat dilapangan bahwa para kandidat yang ikut bertarung memperebutkan kursi nomor wahid dikampungnya, sanggup dengan menghalalkan segala cara terprioritas mereka dalam penggalangan mencari pemilih, melalui cara money politik yang besarannya sangat luar biasa, demi agar hak pilih masyarakat dapat diberikan kepadanya, “Setelah ditelusuri secara investigasi ternyata para calon pimpinan level Kampung ini, merasa sanggup merobek koceknya lantaran setelah menjabat akan dengan mudahnya pulih, karena bukan rahasia umum lagi bahwa setiap tahun kampungnya akan mendapat bantuan dana dari pusat yaitu Anggaran Dana Desa, “paparnya.
Lebih jauh dijelaskan mantan politisi partai politik ini, bahwa pemilihan Kepala Kampung secara serentak di Lampung Tengah lalu, pada pelaksanaannya baik pihak Tim pemenangan maupun Simpatisan dari masing – masing calon hampir setiap Kampung yang menyelenggarakan pemilihan, dalam mencari massa, mereka beraksi dengan sistem dan gaya menghalalkan segala cara atau tidak beda dari gaya premanisme, bahkan tim atau simpatisan tersebut sanggup dengan cara membeli hak suara dengan nilai signifikan tinggi, “Terakhir diketahui alasannya, maka mereka sanggup dengan pola intimidasi dan bahkan ‘jor-joran’ mengocek saku, rupanya mereka tahu bahwa setiap tahun dikampungnya akan mengelola dana yang tidak lain adalah dana ADD,” tegas Dasrul dihadapan Insan Pers.
Mantan Kepala Kampung diera tahun 2007 tersebut menghimbau dan berharap, agar pemerintah daerah seperti Inspektur, Kejaksaan maupun Kepolisian untuk dapat pro aktip dalam memanage situasi ditingkat bawah terprioritas dalam penggunaan Anggaran dana yang terkucur dari pusat ini, hal ini bukan mustahil bila pelaksanaannya dilapangan terprediksi nyaris 75 persen dalam penggunaan dana ADD masih belum sesuai dengan harapan bahkan terkesan menyimpang dari petunjuk pelaksana dan petunjuk tekhnis yang berlaku.
“Kami sangat berharap pihak terkait jangan terkesan menutup mata, tidak mau ‘ribet’, atau tidak mau tahu terhadap pengelolaan anggaran dana desa yang bersumber dari pemerintah pusat ini, hal ini sebagai contoh dan terbukti pelaksanaan ADD diKampung Buyut Udik ditahun terakhir 2019 ini terdapat banyak kejanggalan yang dengan kasat mata sangat tidak sesuai dengan anggarannya, termasuk baik dari segi kualitas maupun volume pekerjaannya, kami masyarakat sangatlah siap untuk diintrogradi serta menunjukkan hasil pertahun anggaran dana ADD tersebut, “himbaunya dengan ungkapan nada berapi -api’,unarnya. (Rls/Jok)