Tubaba, Mediatama
Kandang penggemukan sapi yang berada di Rk -04 Tiyuh Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah (TBT) Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) provinsi Lampung, dikeluhkan warga.
Pasalnya, limbah kotoran sapi tersebut menyebabkan aroma bauk menyengat yang karena penggemukan sapi berda di tengah-tengah pemukiman warga.
Keluhan tersebut diungkapkan oleh salah satu warga masyarakat sekitar,”yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa keberadaan kandang usaha penggemukan sapi itu sudah berjalan kurang lebih lima tahun selain membuat kumuh lingkungan akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat sekitar
disaat musum penghujan dikeluhkan warga akibat mengeluarkan roma bauk busuk.
“Kami sangat resah pak dengan bauk kotoran limbah usaha ternak sapi ini sebab jika di musim penghujan kami jadi menderita karena bila ada angin saja bau nya sampai dalam rumah bahkan kami jarang buka pintu rumah,” kata nya saat di konfirmasi, jumat (9/4/2021) sekira pukul 10.00.WIB.
Selanjutnya, dirinya mengaku bahwa dalam pengelolaan usaha penggemukan sapi tersebut setiap tahun warga sekitar tidak ada sama sekali dapat menerima manfaat dari keberadaan usaha tersebut justru malah anak kami sakit-sakitan terkena muntaber,
“Alah pak keuntungan apa yang kami dapatkan kalau keluhan mah iya, setiap tahun aja kalau penyembelih sapi kami bukan di bagi malah kami beli, kita ini udah gak betah bau ini pak anak kami waktu itu pernah sakit -sakitan, ini aja rumah kami penuh lalat,” kami jarang buka pintu rumah karna banyak sekali lalat ketika musim turun hujan,” ujarnya.
dia juga menjelaskan, berbagai macam keluhanpun terus bertambah semenjak adanya usaha penggemukan sapi itu selain keluhan bauk menyengat serta membuat kumuh lingkugan serta berdampak buruk terdahap kesehatan kami dan warga sekitar,
juga berdampak terhadap pencemaran lingkungan Air sumur tidak bisa digunakan akibat Air limbah kotoran usaha penggemukan sapi itu mengalir masuk kesumur disaat turun hujan.
“bisa dipastikan setiap musim penghujan Air sumur kami tidak bisa dimanfaatkan Air nya keruh berwarna kuning berbauk tidak sedap terpaksa kami harus mengungsi dirumah tengga
kami tidak bisa berbuat banyak bila kami protes rumah kami didatangi oleh pengelola usaha itu pak rakiman dan dia marah dengan kami pak, kami diminta untuk diam-diam saja jangan banyak bicara apalagi ngomomng dengan media, sebenarnya kami ini mau ngomong takut, ungkap warga sekitar,
lebih lanjut dia menyampaikan bahwa mereka berharap kepada pemerintah daerah Tubaba melalui dinas terkait dinas lingkungan hidup Tubaba untuk dapat segera merespon apa yang menjadi keluhan masyarakat sekitar.
“kami berharap ada tindakan tegas dari dinas lingkungan hudup kabupaten Tubaba, untuk menyikapi apa yang menjadi keluhan kami masyarakat di bawah, karena jika usaha itu tidak segera dipindahkan kami khawatirkan akan tambah memperparah pencemaran lingkungan warga sekitar sini mengingat keberadaan usaha itu berdekatan dengan rumah masyarakat,” pintanya.
Sementara ditempat terpisah saat
ditemui dilokasi kandang usaha penggemukan sapi tersebut ,”Rakiman yang mengaku dirinya sebagai pengelola usaha tersebut,
menjelaskan dirinya hanya pekerja untuk mengurus pengelolaan usaha penggemukan sapi yang sudah berjalan lima tahun
” saya hanya pekerja disini kurang lebih sudah berjalan lima tahun usaha Ini punya bos saya pak Wardi, kalau masalah pengelolaan kotoran air kencing dan kotoran padat dan cair memang terbuang di tempat kandang itu kalau kotorannya udah numpuk jika ada yang beli kita angkut kita keluarkan kalau kotoran cair air kencing sapi ya kering-keringnya di situ mas,” bebernya,
“Sementara mengenai jika ada keluhan masyarakat terkait pencemaran lingkungan limbah kotoran sapi silahkan temui pak wardi saja, saya disini bekerja untuk mengurus sapi berdasarkan perintah apa yang ditugaskan bos itu yang saya kerjakan,” singkatnya
Hingga berita ini dilangsir pemilik usaha wardi belum berhasil dikonfirmasi. (Joko/Asep)